Sabtu, 18 Januari 2014

Hiatus For....

Sorry for all, Crafty Stories hiatus for a long day. The contribute, Tata and Zahra, very busy. Sorry, sorry and sorry.
We hiatus. Sorry, Iam, Zahra, so busy with my story. Tata busy with her blog in wordpress. Good bye, I hope we can active again!


Zahra

Minggu, 05 Januari 2014

Bold Children Club Adventure #2

Sebenarnya, desa itu dulu hidup sekelompok orang yang tenteram di desa mereka. Namun, ketenteraman mereka terganggu dengan munculnya seekor serigala pertama yang garang di desa mereka. Ya, ada seorang penghuni baru dengan keluarganya yang memelihara dua ekor serigala. Salah satu dari serigala itu hamil dan akhirnya melahirkan. Tetapi, serigala ini mempunyai kelakuan yang aneh; garang, melompat hingga seratus kilometer kurang, dan... makan segalanya! Tapi yang paling disukai serigala ini adalah buah apel ranum.

Kebetulan, desa itu mempunyai pohon apel yang sangaaaaaat besar, tingginya mencapai lima puluh meter. Tapi dengan sigap, serigala itu melompat ke puncaknya dan menyantap habis apel-apel malang itu.

Setiap orang menjadi sebal terhadap serigala itu. Mereka menyalahkan sang penghuni baru yang bernama Godre dan istrinya, Nica. Anaknya masih bayi, bernama Wenny. Para tetua di desa itu memutuskan untuk mengusir Godre dan keluarganya dari desa itu. Serigala yang dinamakan Apple Eating Wolves itu dikejar, tetapi kabur ke hutan yang sekarang dinamakan Hutan Willawolf. Para tetua yakin, serigala itu akan beranak pinak dan mempunyai keturunan serigala pemakan apel yang garang dan ganas.

Sejarah saat itu menjadi omongan gosip yang pantas dibicarakan di berbagai acara. Wolves pernah nampak di salah satu rumah di desa itu. Seorang tetua yang biasa bangun malam hari melihatnya. Lantas tetua yang sudah rapuh tulangnya itu pingsan. Cucunya mencari Wolves kemana saja, tapi tetap tidak ada. Sekarang, semua orang tahu kalau kecepatan berlari Wolves mencapai tiga ratus meter/jam. Matanya merah, bulunya tebal dan berwarna cokelat, kakinya ramping dan telinganya panjang bagai telinga keledai. Para polisi, tentara dan ilmuwan menyelidiki dimana dan cara membunuh Wolves yang pernah memakan seratus buah apel di pohon apel di tengah desa.

Saat itu, semua orang tak jadi mendapat bagian apel yang baru saja panen. Karena tinggal seratus buah apel. Tetapi, berkat Ilmuwan Goath yang pintar, mereka mendapat petunjuk untuk mencari serigala pencuri apel yang ganas itu ke goa yang pernah diselidiki oleh Ilmuwan Goath menggunakan helikopter. Disana, dengan mata teliti Ilmuwan Goath, dia mendapati di goa itulah sarang Wolves, karena di sekitarnya banyak sekali jejak kaki serigala, tersembunyi di balik pasir yang kering.

Sampai saat ini, polisi terus menyelidiki hutan itu. Tetapi, goa yang ditemukan Ilmuwan Goath itu tak kunjung ketemu. Tak ada gunanya lagi menanyakannya lagi pada sang ilmuwan tua, karena ilmuwan yang cerdas itu sudah meninggal dunia. Apa gunanya kalau menanyakannya pada kuburannya? Tak ada gunanya, bukan?

~To Entry 3~

Sabtu, 04 Januari 2014

Roti Kismis

Roti kismis enak rasanya
Rasanya gurih manis oh lucunya
Anak-anak suka puisinya
Tentang roti kismis enak rasanya
Mereka bagaikan sedang memakan roti kismisnya
Memakannya di pulau yang berduri tajam ooh

Roti kismis enak rasanya
Bagaikan roti kacang yang sedap gurihnya
Ohh
Roti kismis sedap rasanya
Senyum anak-anak saat memakannya
Ooh 
Mereka melompat-lompat di awan kismis yang gurih rasanya
Mereka ingin roti kismisnya
Melayang-layang bagaikan burung di langit berawan
Oh, roti kismis sedap rasanya

Bold Children Club Adventure #1

PAGI hari sudah tiba. Ghea menyisir rambutnya yang sedikit kusut. Dia mengucek matanya sampai mata hitam legamnya itu berubah menjadi sedikit perih. Lalu, dia menguap lebar.

"Ah, udaranya segar!" gumamnya saat dia menyibak tirai dan membuka jendela kamar. Pemandangan padang rumput yang luas dan kehijauan nampak cantik di matanya. Dia mengamati Korry yang sedang menyapu daun kering di bawah pohon apel yang sangat sangat besar. Pohon itu kebanggaan Desa Wolfapple yang sangat menyukai buah-buahan.

Ghea beranjak dan segera menyambar handuk kusutnya yang tergantung lemas di gantungan handuk. Dia akan bersiap menyiapkan baju dan langsung pergi menuju kamar mandi. Hari ini, dia, Korry, Shari, dan Faigo berencana untuk bermain di Hutan Willawolf.

Suara geburan air terdengar saat bunda sedang menata meja makan yang tertutup taplak meja bergambar burung-burung kecil yang sedang terbang di langit biru cerah.

"Aduh, bisa terlambat ke Hutan Willawolf, nih!" kata Ghea dengan wajah terkejut saat menyadari bahwa jam dinding di kamarnya menunjuk ke arah tujuh lebih dua puluh lima menit. Dia dan ketiga teman-temannya memang harus berkumpul di naungan pohon apel jam tujuh lebih tiga puluh tiga menit. Jadi, jam setengah delapan kurang dua menit.


"SAYANG, mengapa tidak cepat-cepat bangun? Bunda sudah siapkan sosis panggang dengan sayur sop sosis kesukaanmu, lho. Oya, tadi pagi Pak Harlos kesini. Pohon apel besar di tengah desa sedang panen apel. Bunda dikasih sekeranjang," jelas bunda panjang lebar ketika Ghea memasuki ruang makan dengan baju yang belum dikancing. Jadi, seperti bendera berkibar-kibar.

Ghea menggaruk kepalanya. "Bu, Ghea makan sarapannya di Hutan Willawolf aja, ya. Soalnya, jam setengah delapan kurang dua menit Ghea harus ngumpul sama temen-temen di pohon apel,"

"Boleh-boleh saja, Sayang, kalau ayahmu membolehkan. Cepat kemas makananmu, ya,"

Gadis bermata legam itu bergegas menaruh makanan sembarangan ke dalam keranjang piknik. Dengan sabar, bundanya mengambil makanan yang sudah ditaruhnya dan mengeluarkannya kembali. "Ditata yang rapi," tegas bunda. Akhirnya, dengan mulut cemberut Ghea menaruh makanannya kembali dalam keranjang piknik, dengan tataan yang rapi.

Keranjang piknik bergoyang-goyang di lengan Ghea saat gadis itu berlari menuju pohon apel besar di tengah desanya. Di bawah naungan pohon apel, nampak Faigo dan Shari menunggu sambil menenteng tas besar di punggung mereka. Ghea meletakkan keranjang dan tasnya yang tidak cukup besar di tanah.

"Mana Korry?" tanyanya.

"Biasa, Ghea. Profesor Lerry menyuruhnya untuk mencampurkan ini, mencampurkan itu, serta menyuruhnya untuk membeli ramuan herbal di toko herbal Paman Kolix," kata Faigo sambil tertawa.

Shari tertawa. Jika tertawa, suaranya terdengar seperti lonceng kecil yang bergemerincing. Shari memang anak perempuan paling sopan dan paling manis di Desa Wolfapple. Ghea? Gadis tertomboi di Desa Wolfapple.

"Faigo dan Ghea, katanya kalian pandai memanjat. Bisa minta tolong ambilkan beberapa apel?" pinta Shari tenang sambil menatap kedua temannya. "Sekalian lomba, yang dapat apel paling banyak dialah pemenangnya."

"Oke! Siapa takut!" seru Faigo riang. Dia dan Ghea langsung memanjat pohon apel itu dengan lincah bagaikan kucing. Mereka tidak takut dengan semut-semut yang siap menyerang para pemanjat pohon apel terbesar di wilayah itu.

Ternyata, Faigo pemenangnya. Dia mengambil apel banyak sekali, mungkin saja sekitar tiga belas. Sementara Ghea baru mendapat enam buah apel. Soalnya, semut-semut menghindari Faigo yang lincah dan sasaran mereka adalah: Ghea.

Walaupun tidak menang, Ghea justru tertawa dan meletakkan kesembilan belas apel yang didapat dia dan Faigo di keranjang pikniknya. Dan bertepatan dia meletakkan apel terakhir di keranjang, Korry berlari melintasi ladang sehingga para petani yang nandur (menanam) cabe dan bawang disana berteriak kesal. Tapi, setelah menyadari bahwa yang merusak tanaman mereka adalah anak sulung Profesor Lerry yang galak, mereka langsung bungkam mulut. Mereka mungkin takut dengan teriakan menggelegar Profesor Lerry yang bak 'halilintar'. Sekali dia berteriak, Desa Wolfapple akan merasa teriakan itu bagaikan gempa bumi yang menyerang mereka. Dan buah-buahan matang di pohon mereka akan berjatuhan, kecuali yang masih hijau dan belum matang.

"Kesiangan lagi, ya?" ledek Faigo dan Ghea serempak. Korry nyengir sambil menggaruk kepalanya.

"Maklum, ayahku..."

Di Sekolah Wolfapple, Korry dikenal dengan julukan Si Pemalas, karena setiap waktu dia sering bermalas-malasan. Tapi, di balik otak pemalasnya, muncul otak jeniusnya. Ya, setiap ulangan dia selalu mendapat nilai 100. Dia bersaing dengan Ully yang juga juara kelas.

"Profesor Lerry benar-benar bekerja keras demi desanya yang indah!" puji Shari kagum. Korry tersenyum. Dia senang membanggakan ayahnya, walau ayahnya itu galak dan suka menyuruh-nyuruh. Bayangkan, Bibi Shlia, ibunya, disuruh ayahnya membeli sesuatu di toko Paman Gornk yang jauhnya lima puluh kilometer! Padahal, Bibi Shlia tidak menyukai kereta dan bus. Tetapi, dia juga tidak suka kalau suaminya menyuruhnya membeli 'sesuatu itu di toko Paman Gornk menggunakan sepeda. Huft, pasti capai, ya!

Oya, kau mau tahu tentang sejarah Desa Wolfapple? Dan mengapa desa itu dinamai Wolfapple, yang artinya apel serigala? Tunggulah di bab kedua; JRENG!

~To Entry 2~

Rumah Hantu

"Mika! Jalan-jalan yuk!" Teriak Milki " Baiklah ...."Kata Mika dengan lesu. "Ada apa Mika ?"Tanya Milki "Aku Ngantuk..."Kata Mika "Kita Beli permen pedas Saja, Itu selalu bikin Aku Bangun!"Usul Milki "Hmmm..... Iya juga!"Teriak Mika.

Dalam perjalanan ke Indomaret.....
Milki melihat Rumah Besar yang 1/4 rusak rumah ini juga sangat menyeramkan"Emm..... Mika kamu pernah lihat rumah ini?..."Tanya Milki, Mika mengeleng-geleng kepalanya.Tiba-tiba keluar Tangan yang menarik mereka ke Rumah menyeramkan itu.

















Bersambung...

Origami Kodok

Teman-teman lihatlah kodok ini lucu ya. tadi aku barusan bikin di origami club lucu ya!

Hello World

My first posting